Study Tour adalah kegiatan rutin sekolah yang bertujuan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman siswa terhadap tempat-tempat bersejarah di Indonesia. Berikut ini penjelasan tentang Tugu Monas atau Monumen Nasional yang terletak di Ibu Kota Jakarta sebagai bahan acuan pembuatan Laporan Study Tour ke Monas.
Monumen Nasional (Monas merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dibangun pada tanggal 17 Agustus 1961 untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945. Monas selesai dibangun pada tahun 1967 dan menghabiskan dana kurang lebih 7 milyar rupiah, Monas dibuka pada tanggal 12 Juni 1975 oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin. Ketinggian Monas mencapai 132 meter.
Bentuk dan tata letak yang sangat menarik memungkinkan pengunjung dapat menikmati pemandangan indah dan sejuk yang mempesona, berupa taman di mana terdapat pohon dari berbagai propinsi di Indonesia. Kolam air mancur yang terdapat di pintu masuk membuat taman menjadi lebih sejuk, ditambah dengan pesona air mancur bergoyang.
Di dekat pintu masuk menuju pelataran Monas juga tampak megah berdiri patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, patung yang terbuat dari perunggu seberat 8 ton yang dikerjakan oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan konsulat Jenderal Honeres Dr. Mario di Indonesia.
Bentuk Tugu Monas yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang merupakan”Alu” sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan) berupa ruang menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan lumping adalah 2 alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia, khususnya rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni adalah simbol dari jaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi adalah unsur positif (lingga) dan unsur negative (yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia. Ruang sejarah terletak 3 meter di bawah permukaan halaman Tugu yang ukurannya 80 x 90 meter, dinding dan lantai dilapisi batu marmer, di dalam ruangan pengunjung disajikan dengan sijendela peragaan (diaroma) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan bangsa Indonesia, yang mempertahankan kemerdekaan hingga masa orde baru.
Ruang kemerdekaan yang berbentuk ampitheater, yang terdapat di dalam cawan, dan juga terdapat 4 atribut yang meliputi peta kepulauan, lambang negara Bhineka Tunggal Ika. Pintu gapura berisi naskah proklamasi. Di ruang ini juga dapat kita dengarkan rekaman suara Bung Karno saat membaca teks proklamasi.
Bagian-Bagian Monas
- Taman. Di taman Monas terdapat banyak pohon dan lapangan yang luas. Di sana terdapat patung bunga Raflesia Arnoldi yang hampir mirip dengan aslinya.
- Jalan/Lorong Bawah Tanah. Setelah kami melewati taman yang luas, kami masuk melewati pintu lorong bawah tanah yang panjang yang langsung menghubungkan dengan ruang museum sejarah.
- Ruang Museum Sejarah. Ruang museum sejarah yang terletak 3 meter di bawah permukaan halaman tugu memiliki ukuran 80 x 80 meter. Dinding serta laintai di ruang itupun semuanya dilapisi batu marmer. Di dalam ruang itu pengunjung disajikan dengan sijendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia hingga masa pembangunan di jaman orde baru.
- Ruang Kemerdekaan. Ruang kemerdekaan berbentuk amphithea terletak di dalam cawan tugu, terdapat empat atribut kemerdekaan meliputi peta kepulauan negara Republik Indonesia, lambang negara Bhineka Tunggal Ika, dan pintu gapura yang berisi naskah proklamasi kemerdekaan. Di runag ini pula, pengunjung juga dapat mendengar rekaman suara Bung Karno saat membacakan teks proklamasi.
- Pelataran Puncak. Di pelataran puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki ukuran 11 x 11 meter, pengunjung dapat mencapai pelataran itu dengan menggunakan elevator tunggal yang berkapasitas 11 orang. Di pelataran puncak yang mampu menampung sekitar 50 orang itu juga disediakan 4 teropong di setiap sudut, di mana pengunjung bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari ketinggian 132 meter dari halaman Tugu Monas.
- Lidah Api Kemerdekaan. Lidah api yang terbuat dari perunggu 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter, terdiri dari 17 bagian yang disatukan. Seluruh lidah api dilapisi lempengan emas seberat 35 kg, dan kemudian pada HUT ke-50 Republik Indonesia emas yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kg.
Terima kasih sudah membaca blog tugas sekolah SD SMP SMA SMK, silahkan tinggalkan komentar