Tugas Sekolah, Artikel Pendidikan, Mata Pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, Bahasa Inggris, IPS, Sejarah, Geografi, Penjaskes, Bahasa Jawa, Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Inggris, Tata Boga, PR Pekerjaan Rumah, LKS Lembar Kerja Siswa

Thursday, March 12, 2015

Hubungan Antar-Masyarakat Asia Tenggara Sampai Masa Kolonialisme

Tugas Sekolah 123 - Hubungan Antarmasyarakat Asia Tenggara Sampai Masa Kolonialisme - Apabila dirinci, hubungan-hubungan antar-masyarakat di kawasan Asia Tenggara hingga datangnya kolonialisme (Barat) dapat diperiodisasikan sebagai berikut:

1. Zaman Prehistoris

Jalinan hubungan antarbangsa Asia Tenggara zaman prehistoris terjadi ± tahun 500 SM. Jalinan hubungan tersebut tumbuh oleh sebab ditemukannya teknologi pembuatan alat-alat dari perunggu di Vietnam Utara. Teknologi perunggu itu dikenal dengan Kebudayaan Dongson. Ditemukannya tong perunggu di China misalnya, membuktikan pengaruh Kebudayaan Dongson menyebar ke negara-negara di sekitarnya, yakni kawasan Asia Tenggara.

2. Zaman Kerajaan Hindu dan Buddha

Hubungan antarmasyarakat Asia Tenggara juga terjadi pada saat bangsa India mulai berlayar. Bangsa India berlayar ke kawasan Asia Tenggara untuk berdagang rempah-rempah, emas, dan cendana. Hubungan dagang ini juga diikuti masuknya budaya India seperti bahasa Sanskerta, agama, seni, dan arsitektur. Ketika itu budaya India masuk dan berkembang di Kamboja, Campa, Semenanjung Malaka, Indonesia, Myanmar, dan Thailand.

Kerajaan-kerajaan hasil dari masuknya budaya India yang berdiri di Asia Tenggara bahkan mewariskan kebudayaannya pada generasi sekarang. Kejayaan kerajaan masa itu bisa ditilik dari peninggalan Candi Borobudur dan Prambanan (Indonesia), Angkor Wat (Kamboja), Lopburi dan Ayuthia (Thailand), dan Pagan (Myanmar). Beberapa warisan budaya itu memiliki kemiripan dari ukiran relief candi yang bersumber pada ajaran Hindu dan Buddha.

Bukan itu saja. Hubungan antarmasyarakat di Asia Tenggara juga terjalin dalam bidang religi. Candi Borobudur dulu pernah menjadi pusat sekolah agama Buddha yang sangat terkenal di Asia Tenggara. Para pelajar datang dari berbagai negara untuk memperdalam ilmu religi. Contoh nyatanya adalah kehadiran Atisa (nama lengkapnya Atisa Dipamkara Shrijnana yang lahir di India) untuk belajar agama Buddha di Borobudur.

Atisa mempelajari Bodhicitta di Indonesia selama 12 tahun, di bawah bimbingan Dharmarakshita yang dikenal oleh orang Tibet dengan nama Serlingpa. Ilmu yang diperoleh oleh Atisa kemudian dibawa ke Tibet. Ajaran Atisa, konon berkembang dan menjadi besar hingga kini. Guru besar agama Buddha itu ternyata pernah belajar di Sumatra selama dua tahun dan kemudian datang ke Borobudur karena di sanalah pusat untuk belajar agama Buddha.

3. Zaman Kerajaan Islam

Saat Islam mengembangkan pengaruhnya, antarmasyarakat Asia Tenggara juga saling menjalin hubungan dan kerja sama dengan baik. Ada kerajaan Islam di Malaka (Malaysia), Pahang, Patani (Thailand), Sulu (Filipina), masyarakat Phanrang (Vietnam), Demak Banten, Gowa, dan Aceh (Indonesia). Mereka menjalin hubungan dan bekerja sama terutama untuk menghadapi bangsa-bangsa Barat yang mulai berdatangan dan menjadi kendala hubungan perdagangan. Kita tahu orang-orang Barat tersebut menghendaki monopoli perdagangan. Demikian sekilas hubungan antar-masyarakat Asia Tenggara dalam sejarah masa lalu sampai datangnya orang-orang Barat.

Sumber: Agung Setyahadi (2006) dan Azyumardi Azra (1989)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Orang desa yang ingin berbagi informasi, misalnya pemanfaatan pekarangan untuk menanam warung hidup secara organik

Related : Hubungan Antar-Masyarakat Asia Tenggara Sampai Masa Kolonialisme

Terima kasih sudah membaca blog tugas sekolah SD SMP SMA SMK, silahkan tinggalkan komentar