Jelaskan Perbedaan Rasio Jenis Kelamin dan Rasio Beban Ketergantungan! - Perbandingan jumlah penduduk dapat dilihat dengan dua cara yaitu dengan rasio jenis kelamin dan rasio beban ketergantungan. Berikut ini perbedaan Rasio Jenis Kelamin dan Rasio Beban Ketergantungan:
1. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah. Penyajian data mengenai sex ratio dapat ditampilkan secara umum (tanpa melihat kelompok umur) atau juga dapat didasarkan kelompok umur tertentu. Rasio jenis kelamin dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini.
SR = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin
M = Male atau jumlah penduduk laki-laki
F = Female atau jumlah penduduk perempuan
M = Male atau jumlah penduduk laki-laki
F = Female atau jumlah penduduk perempuan
Contoh cara menghitung rasio jenis kelamin:
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000, diketahui jumlah penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 101.641.570 dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 101.814.435. Berapa sex ratio-nya?
Artinya, pada tahun 2000 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 99,83 penduduk laki-laki.
Jika perhitungan ini didasarkan pada kelompok umur tertentu, maka rumusnya menjadi:
SRi = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin umur tertentu
Mi = Male atau jumlah penduduk laki-laki umur tertentu
Fi = Female atau jumlah penduduk perempuan umur tertentu
Mi = Male atau jumlah penduduk laki-laki umur tertentu
Fi = Female atau jumlah penduduk perempuan umur tertentu
Contoh cara menghitung rasio jenis kelamin didasarkan pada kelompok umur tertentu:
Pada tahun 1995, jumlah penduduk laki-laki berumur 10 - 14 tahun di Indonesia berjumlah 11.201.588 orang, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 10.617.694 orang. Berapakah sex ratio-nya?
Artinya, pada tahun 1995 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 105,5 penduduk laki-laki berumur 10 - 14 tahun.
2. Rasio Beban Ketergantungan
Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang belum produktif (usia < 14 tahun) dan tidak produktif (usia > 64 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 14 - 64 tahun).
Rasio beban ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh cara menghitung rasio beban ketergantungan:
Berdasarkan Tabel 2.7, diketahui jumlah penduduk usia produktif sebanyak 133.057.300 jumlah penduduk belum produktif sebanyak 63.205.600 dan penduduk yang tidak produktif sebanyak 9.580.100. Berapa rasio beban ketergantungannya?
Berdasarkan Tabel 2.7, diketahui jumlah penduduk usia produktif sebanyak 133.057.300 jumlah penduduk belum produktif sebanyak 63.205.600 dan penduduk yang tidak produktif sebanyak 9.580.100. Berapa rasio beban ketergantungannya?
Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif menanggung beban hidup sebanyak 55 orang yang belum atau tidak produktif.
Terima kasih sudah membaca blog tugas sekolah SD SMP SMA SMK, silahkan tinggalkan komentar